ads

Rabu, 09 Maret 2016

Gerhana Matahari di Zaman Rasulullah SAW

Dilihat  Kali

Sebuah fenomena alam gerhana matahari total (GMT) di Indonesia telah terjadi sejak Rabu (9/3/2016) pagi. Ternyata fenomena gerhana ini ... thumbnail 1 summary

Baca Juga

Sebuah fenomena alam gerhana matahari total (GMT) di Indonesia telah terjadi sejak Rabu (9/3/2016) pagi. Ternyata fenomena gerhana ini sekilas mirip di zaman Rasulullah SAW yang terjadi pada 29 Syawal 10 Hijriah/27 Januari 632 Masehi pukul 07:08:51 waktu setempat.
Dari penelurusan , hadist-hadist yang terkait dengan gerhana matahari antara lain:
Abu Bakrah berkata, "Kami berada di sisi Rasulullah saat terjadi gerhana matahari. Nabi berdiri dengan mengenakan selendang beliau (dalam satu riwayat: pakaian beliau sambil tergesa-gesa (surah 7/ ayat 34) hingga beliau masuk ke dalam masjid, (dan orang-orang pun bersegera ke sana (surah 2/ ayat 31), lalu kami masuk.
Kemudian beliau salat dua rakaat bersama kami hingga matahari menjadi jelas. Beliau menghadap kami, lalu bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya (surah 2/ayat 31) bukan gerhana karena meninggalnya seseorang.
Dari Abdullah bin Amru berkata, “Tatkala terjadi gerhana matahari pada masa Nabi SAW, orang-orang diserukan untuk salat "As-shalatu jamiah". Nabi melakukan dua ruku dalam satu rakaat kemudian berdiri dan kembali melakukan dua ruku untuk rakaat yang kedua. Kemudian matahari kembali nampak. Aisyah r.a berkata,” Belum pernah aku sujud dan ruku yang lebih panjang dari ini. (HR Bukhari Muslim).
Di satu sisi, gerhana matahari yang terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan wafatnya putra beliau Ibrahim. Sehingga, kaum muslimin menganggap suatu mukjizat dan mengira gerhana tersebut berkaitan dengan wafatnya putra Rasulullah SAW.
Mendengar hal itu, Rasulullah SAW menemui kaum muslimin dan mengatakan bahwa terjadinya gerhana matahari bukan karena kematian Ibrahim.
Rasulullah SAW bersabda:
Abu Mas'ud berkata, "Nabi bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal (dan hidupnya surah 4/ayat 76) seseorang. Tetapi, keduanya adalah dua dari tanda-tanda dari kebesaran Allah. Apabila kamu melihatnya, maka berdirilah untuk mengerjakan shalat gerhana.'"
Ibnu Umar mengatakan bahwa ia memberi kabar dari Rasulullah SAW, bahwa matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal dan hidupnya seseorang. Tetapi, keduanya adalah tanda-tanda kekuasan Allah. Apabila kamu melihatnya, maka salat gerhanalah (kusuf).
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa peristiwa gerhana matahari dan bulan bukan pertanda buruk, melainkan fenomena alam yang menunjukkan kebesaran Allah SWT.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar dengan Bijaksana