Baca Juga
Tidur sambil berjalan, mengigau dan juga gangguan pola makan yang
kemudian memengaruhi pola tidur merupakan beberapa penyakit tidur yang
sudah banyak diketahui. Namun, tahukah Anda penyakit lain tentang tidur
yang bernama sexsomnia?
Sexsomnia adalah sebuah kondisi gangguan tidur dimana pengidapnya berlaku seperti tengah melakukan aktivitas seksual. Mereka yang mengidap sexsomnia sering kali mengeluarkan suara dan gerakan layaknya sedang bercinta ataupun merancap, pada saat tidur.
Sexsomnia adalah sebuah kondisi gangguan tidur dimana pengidapnya berlaku seperti tengah melakukan aktivitas seksual. Mereka yang mengidap sexsomnia sering kali mengeluarkan suara dan gerakan layaknya sedang bercinta ataupun merancap, pada saat tidur.
Kondisi ini termasuk dalam jenis parasomnia, kelainan perilaku yang
terjadi pada saat sistem tubuh yang sedang beristirahat, ini belum
banyak disadari oleh masyarakat umum. Saat ini para dokter pun masih
mengkaji dan melakukan riset untuk mengetahui pemicu dan cara
menanggulanginya.
Dalam beberapa kasus, sexsomnia, dianggap sebagai perilaku tak biasa yang dirasa cukup mengganggu. Tapi dalam kasus lain, sexsomnia, dianggap sebagai perilaku yang disebabkan oleh pengalaman pelecehan seksual.
Karena studi tentang kondisi sexsomnia masih terus dilakukan, hingga kini belum dapat diketahui pasti berapa banyak orang yang mengidap kelainan ini. Hanya saja, situs Everyday Health pernah mencatat, ada 7,6 persen dari 832 pasien di bangsal penyakit tidur di Toronto Western Hospital, Kanada, yang mengidap sexsomnia.
Hingga kini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan sesomnia. Hanya saja, untuk mereka yang mempunyai kelainan tidur tersebut, diharapkan dapat melakukan penyembuhan lewat jalan perawatan khusus.
Stephen Klinck, seorang pengidap sexsomnia yang telah mengungkapkan masalah tidurnya dalam sebuah buku, mengaku mengurangi stres dan konsumsi alkohol sebagai cara mengurangi kelainannya itu.
Dalam beberapa kasus, sexsomnia, dianggap sebagai perilaku tak biasa yang dirasa cukup mengganggu. Tapi dalam kasus lain, sexsomnia, dianggap sebagai perilaku yang disebabkan oleh pengalaman pelecehan seksual.
Karena studi tentang kondisi sexsomnia masih terus dilakukan, hingga kini belum dapat diketahui pasti berapa banyak orang yang mengidap kelainan ini. Hanya saja, situs Everyday Health pernah mencatat, ada 7,6 persen dari 832 pasien di bangsal penyakit tidur di Toronto Western Hospital, Kanada, yang mengidap sexsomnia.
Hingga kini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan sesomnia. Hanya saja, untuk mereka yang mempunyai kelainan tidur tersebut, diharapkan dapat melakukan penyembuhan lewat jalan perawatan khusus.
Stephen Klinck, seorang pengidap sexsomnia yang telah mengungkapkan masalah tidurnya dalam sebuah buku, mengaku mengurangi stres dan konsumsi alkohol sebagai cara mengurangi kelainannya itu.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Bijaksana