Baca Juga
Sebagai ibu yang baru berpengalaman dalam mengasuh bayi, Anda mungkin
sering mengalami kesalahpahaman tentang sembelit dan bagaimana kondisi
ini terjadi pada bayi. Kadang, hanya karena BAB bayi tak lancar dan tak
teratur Anda sudah khawatir si kecil terkena sembelit.
Padahal, disebutkan dalam laman www.webmd.com, sangat normal jika bayi hanya melakukan BAB sekali dalam satu waktu. Hal ini dikarenakan, ASI, yang menjadi satu-satunya asupan gizi bagi si kecil, sangat kaya akan kandungan gizi. Sehingga, kadang, semua gizi ini terserap dalam tubuhnya dan hanya menyisakan sedikit sekali untuk diolah dalam sistem pencernaanya.
Sangatlah normal jika seorang bayi dengan ASI ekslusif hanya melakukan BAB satu kali dalam seminggu. Sementara untuk bayi yang mengonsumsi makanan lain selain ASI (susu formula, misalnya) dan tetap jarang melakukan BAB, bisa jadi karena sistem pencernaannya memang sedikit lambat dan bukan dikarenakan sembelit atau masalah medis lainnya.
Sembelit yang parah dan berkepanjangan umumnya tidak memiliki penyebab medis tertentu (seperti, otot-otot dalam usus yang tidak dapat berfungsi dengan baik karena adanya penyumbatan), sementara BAB yang sesekali keras, sangatlah umum terjadi pada bayi.
Jika bayi Anda termasuk jarang melakukan BAB, Anda tidak perlu khawatir Bunda. Sebab, jarang melakukan BAB tidak berarti bahwa bayi Anda mengalami masalah medis, sebab frekuensi BAB si kecil tidak bisa mendefinisikan kondisi sembelit yang sebenarnya pada si kecil.
Lalu, Bagaimana Kondisi Sembelit Pada bayi yang Sebenarnya?
Jika BAB si kecil lembut dan lancar, tapi hanya keluar 4 - 5 hari sekali, maka hal ini normal dan Anda tidak perlu khawatir dengan kondisinya. Sebaliknya, jika si kecil kesulitan dan kesakitan setiap saat melakukan BAB dan BAB-nya keras serta berdarah atau jika ia tidak bisa melakukan BAB setidaknya satu kali dalam 5 - 10 hari, maka Anda perlu segera berkonsultasi pada dokter agar ia segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Bagaimana Mengatasi Sembelit Pada Bayi?
Padahal, disebutkan dalam laman www.webmd.com, sangat normal jika bayi hanya melakukan BAB sekali dalam satu waktu. Hal ini dikarenakan, ASI, yang menjadi satu-satunya asupan gizi bagi si kecil, sangat kaya akan kandungan gizi. Sehingga, kadang, semua gizi ini terserap dalam tubuhnya dan hanya menyisakan sedikit sekali untuk diolah dalam sistem pencernaanya.
Sangatlah normal jika seorang bayi dengan ASI ekslusif hanya melakukan BAB satu kali dalam seminggu. Sementara untuk bayi yang mengonsumsi makanan lain selain ASI (susu formula, misalnya) dan tetap jarang melakukan BAB, bisa jadi karena sistem pencernaannya memang sedikit lambat dan bukan dikarenakan sembelit atau masalah medis lainnya.
Sembelit yang parah dan berkepanjangan umumnya tidak memiliki penyebab medis tertentu (seperti, otot-otot dalam usus yang tidak dapat berfungsi dengan baik karena adanya penyumbatan), sementara BAB yang sesekali keras, sangatlah umum terjadi pada bayi.
Jika bayi Anda termasuk jarang melakukan BAB, Anda tidak perlu khawatir Bunda. Sebab, jarang melakukan BAB tidak berarti bahwa bayi Anda mengalami masalah medis, sebab frekuensi BAB si kecil tidak bisa mendefinisikan kondisi sembelit yang sebenarnya pada si kecil.
Lalu, Bagaimana Kondisi Sembelit Pada bayi yang Sebenarnya?
Jika BAB si kecil lembut dan lancar, tapi hanya keluar 4 - 5 hari sekali, maka hal ini normal dan Anda tidak perlu khawatir dengan kondisinya. Sebaliknya, jika si kecil kesulitan dan kesakitan setiap saat melakukan BAB dan BAB-nya keras serta berdarah atau jika ia tidak bisa melakukan BAB setidaknya satu kali dalam 5 - 10 hari, maka Anda perlu segera berkonsultasi pada dokter agar ia segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Bagaimana Mengatasi Sembelit Pada Bayi?
- Jika bayi Anda mengonsumsi ASI sekaligus susu formula, maka cobalah merk susu formula yang lain, sesuai dengan anjuran dokter (sembelit pada bayi tidak bisa dijadikan alasan bagi Anda untuk berhenti menyusui).
- Tambahkan sedikit gula non-serap atau jus buah (pir atau prune) ke dalam susu formula bayi. Atau, cukup beri tambahan air (tidak lebih dari 1 - 2 ons per hari) ke dalam susu formulanya, jika bayi berusia lebih dari 4 bulan.
- Jika penambahan gula tidak bisa mengatasi masalah sembelit pada bayi, Anda bisa mencoba memberikannya suppositori gliserin dengan ujung termometer yang lembut. Tapi, jangan lakukan hal ini lebih dari sekali, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Ingat, sebagian besar bayi dengan frekuensi BAB yang jarang tidak benar-benar mengalami sembelit dan Anda tidak perlu terlalu khawatir karenanya.
Jadi sekarang, jangan buru-buru panik jika bayi Anda jarang melakukan BAB ya. Sebab, hanya jarang melakukan BAB bukan berarti bayi Anda sedang mengalami sembelit. Be wise, be happy!
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Bijaksana