Baca Juga
Anggota tim hukum Prabowo-Hatta, Habiburokhman |
Sejumlah orang tidak percaya dengan kata-kata dan kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Bagi mereka, Ahok hanya pembual atau si mulut besar.
Kepala Bidang Advokasi DPP Gerindra, Habiburokhman, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Lulung, termasuk orang yang tidak percaya Ahok. Mereka bahkan bernazar akan mempertaruhkan nyawanya jika Ahok akhirnya bisa dipercaya atau kata-katanya bisa dipegang.
Meski sama-sama mempertaruhkan nyawa, janji Habiburokhman dan Lulung terkait hal yang berbeda.
Habiburokhman berjanji bakal terjun dari Monumen Nasional (Monas) jika relawan "Teman Ahok" mampu mengumpulkan data KTP hingga 1 juta formulir untuk bisa memajukan Ahok melalui jalur independen pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.
"Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???" tulis Habiburokhman dalam akun Twitternya, @habiburokhman.
Saat ini, Teman Ahok telah mengumpulkan 572.331 data KTP.
Syarat minimum yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk calon perseorangan adalah 532.000 data KTP.
Teman Ahok
tetap akan mengumpulkan hingga 1 juta data KTP. Hal itu dilakukan untuk
berjaga-jaga jika ada data yang cacat saat proses verifikasi oleh KPU
DKI.
Bagaimana reaksi Ahok? Dengan melihat semangat kerja relawannya, Ahok mengatakan, ia hanya akan menyediakan ambulans bagi kader Gerindra itu.
Namun, apakah Habiburokhman akan menepati nazarnya? Habiburokhman
sempat kesal ketika wartawan menanyakan keseriusannya terkait nazar itu.
"Saya orang yang konsekuen. Apa yang saya tulis, saya tetap akan sesuai dengan yang saya tulis, itulah yang saya sampaikan," kata Habiburokhman.
Lulung akan iris telinganya
Berbeda dengan Habiburokhman, Lulung bernazar akan mengiris telinganya. Hal itu terjadi jika Ahok berani menggugat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ke pengadilan.
Nazar Lulung itu muncul dari kekesalannya melihat Ahok yang terus meragukan audit BPK terhadap pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Lulung pun menantang Ahok untuk benar-benar menggugat BPK ke pengadilan.
"Kalau dia berani (gugat BPK ke pengadilan), bilang Ahok, gue potong kuping gue. Haji Lulung minta dipotong (kupingnya). Kalau dia berani nih ke pengadilan tuntut BPK, potong kuping gue," kata Lulung sambil menarik-narik telinganya, di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/4/2016).
Ia meyakini, Ahok tidak akan berani menggugat BPK ke pengadilan. Bahkan, kata Lulung, dirinya bersama ribuan relawannya akan turut mengantar jika Ahok mengajukan gugatan tersebut ke pengadilan."Berani enggak, dia? Enggak bakal berani," kata Lulung lagi.
Pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI
dilakukan pada akhir tahun 2014. Nilainya mencapai Rp 755 miliar. Lahan
yang dibeli itu rencananya akan digunakan untuk pembangunan RS kanker
dan jantung.
Namun, pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK untuk Provinsi DKI
2014, BPK menyatakan adanya indikasi kerugian daerah Rp 191 miliar dalam
proses pembelian lahan tersebut.
Terkait hasil audit itu, Ahok telah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi dan telah dimintai keterangan selama 12 jam pada Selasa lalu.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Bijaksana