Baca Juga
Salah satunya, 70 persen perselingkuhan terjadi di lingkungan kerja.
Apapun alasannya, perselingkuhan adalah
perilaku buruk yang akan menyakiti pasangan. Meski begitu, semakin hari
angka perselingkuhan kian tinggi, terutama dalam beberapa tahun
terakhir.
Perselingkuhan pun kian mudah dilakukan karena teknologi yang
semakin canggih dimana internet dan pesan singkat hingga panggilan video
mudah dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun.
Bagi Anda yang pernah diselingkuhi, pernah atau sedang berpikir
untuk berselingkuh, ada baiknya mengetahui beberapa faktanya, seperti
dilansir dari laman Boldsky berikut ini.
- Salah satu studi melaporkan kebanyakan kasus kematian akibat seks
terjadi pada hubungan seksual yang melibatkan pasangan yang
berselingkuh. Itu karena ketika bercinta dengan selingkuhan, seseorang
cenderung merasa lebih stres sekaligus lebih bersemangat.
- Dalam sebuah studi, banyak peserta yang mengaku bahwa kesempatan
terbaik untuk berselingkuh adalah ketika perjalanan bisnis atau dinas
kantor.
- Studi yang belum lama ini dilakukan mengklaim bahwa para pria
yang datang ke rumah sakit, untuk mengobati penis patah umumnya mengaku
hal itu terjadi ketika mereka berhubungan seksual dengan selingkuhannya.
- Meski banyak orang yang berpikir perselingkuhan adalah alasan
tingginya tingkat perceraian, namun sebuah studi mengklaim bahwa uang
adalah alasan utamanya. Faktanya, kebanyakan kasus perselingkuhan yang
terbongkar dimaafkan oleh pasangan.
- Studi lainnya mengklaim bahwa perselingkuhan emosi lebih
berbahaya dibandingkan perselingkuhan fisik. Itu karena kedekatan secara
emosi dengan orang lain mampu membuat pasangan merasa lebih sakit hati.
- Survei yang pernah dilakukan menunjukkan angka wanita yang
berselingkuh telah meningkat dalam beberapa tahun belakangan. Hal
tersebut karena zaman sekarang wanita lebih kuat secara finansial
dibandingkan zaman dahulu.
- Sebuah studi mengatakan bahwa hampir 70 persen perselingkuhan terjadi di lingkungan kerja.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Bijaksana