Baca Juga
Tidak sedikit orang tua yang mengeluh
tentang kesulitannya menghadapi anak-anaknya yang tidak disiplin dalam
belajar. Para orang tua akhirnya didera rasa cemas yang luar biasa di
saat anak-anak mengikuti ujian akhir semester, akhir tahun atau bahkan
ujian nasional. Di beberapa kasus memang ada anak yang justru tidak
peduli dengan pendidikan mereka. Nah, bagaimana untuk menumbuhkan jiwa
disiplin kepada anak secara alami? Mungkinkah jiwa disiplin untuk
belajar tumbuh dalam jiwa anak? Silakan ikuti tips-tips di bawah ini:
Anak saya yang nomer 1 termasuk anak
yang memiliki jiwa disiplin yang tinggi. Dari beberapa hal yang
sederhana seperti bangun tidur, jam tidur dan beberapa kegiatan lainnya
selalu dilaksanakan tepat waktu tanpa tertinggal. Setiap pagi jam 03.30
sudah bangun pagi tanpa saya harus membangunkan dia. Setiap sore di
waktu yang sama selalu belajar tanpa saya minta untuk belajar. Semua itu
terpola tanpa saya paksakan dan perintahkan. Dia tumbuh untuk
mendisiplinkan dirinya sendiri. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Saat masih di bangku TK dan SD, anak
saya dididik oleh guru yang sangat luar biasa. Kebetulan dia mengenyam
pendidikan barat yang jiwa disiplin itu menjadi materi utama. Jiwa
disiplin dari hal sepele seperti bangun tidur, bangun pagi, belajar dll
sudah dilatih sejak masih TK. Proses pendidikan yang begitu humanis
itulah yang justru membuat anak-anak bisa tumbuh dengan pribadi yang
disiplin. Dia mencintai sekolah dan belajar.
Disiplin bukan berari bersifat kaku atau
keras. Disiplin bisa diartikan kemampuan dan kehendak untuk melakukan
sesuatu hal secara konsisten terus menerus baik atas perintah atau
kesadaran sendiri. Jiwa disiplin yang ada pada diri anak saya tumbuh
atas kesadaran sendiri. Bahkan sesekali saya ingin mengubah tetapi
sangat susah. Misalnya, dia selalu bangun jam 03.40. Ketika libur
sekolah saya minta dia bangun dan 05.00 dan libur belajar. Namun, dia
tetap tidak mau. Katanya ada yang hilang jika kebiasaan itu
ditinggalkan.
Sebagai orang tua, saya selalu mencoba
konsisten dengan ucapan dan tindakan. Jika saya meminta anak bangun
pagi, maka saya juga harus bangun pagi. Jika saya meminta anak untuk
belajar di waktu sore atau petang, saya juga ikut belajar meskipun
dengan santai seperti membaca koran, buku dll. Adanya konsistensi antara
ucapan dan orang tua, akhirnya anak-anak terpengaruh dan ingin meniru.
Para orang tua sebaiknya menjadi figur
tuntutan / idaman bagi anak-anak mereka sendiri. Anak-anak sebaiknya
memiliki rasa bangga dengan orang tuanya. Jika orang tua sudah mampu
memberikan contoh yang baik dan anak-anak mengikutinya, maka peranan
rumah tangga sebagai tempat pendidikan terwujud. Orang tua memilki
kekuatan lebih daripada para guru di sekolah terutama untuk menanamkan
aklaq yang baik pada anak-anaknya. Banyal kisah orang sukses berkat
didikan disiplin orang tuanya atau figur orang tuanya yang mereka
banggakan.
Jika sejak didini anak diperkenalkan
dengan pemahaman yang baik atas sesuatu hal maka hal baik itu akan terus
tumbuh mengakar semakin baik. Ibarat tanaman, jika tanaman tersebut
dirawat sejak masih kecil, maka dia akan tumbuh semakin lebat dan
berakar semakin kokoh. Hasilnya tanaman tersebut akan tumbuh semakin
kokok. Hal yang demikian juga terjadi pada seorang anak, jika dari kecil
ditanamkan dengan jiwa disiplin yang baik maka seiring dengan waktu dia
akan tumbuh menjadi anak yang disiplin dalam berbagai hal. Dia akan
memiliki kemampuan untuk melindungi diirinya sendiri dari terpaan
pengaruh negatif lingkungan sekitar.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Bijaksana