Baca Juga
Usia batita sering dianggap menjadi masa yang "menjengkelkan" bagi
sebagian orangtua. Karena di usia ini, umumnya si kecil akan banyak
tingkah,berlarian ke sana ke mari, dan susah diatur. Nah, bagaimana jika
yang terjadi sebaliknya?
Jika si kecil bersikap pemalu dan cenderung pasif, Anda perlu mencari tahu lebih lanjut alasan di balik sikap pemalu dan pasifnya. Sebab, sikap pasif seorang anak bisa jadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak berkembang sesuai dengan tahapan usianya.
Disebutkan dalam laman www.psychologytoday.com, aktif tidaknya seorang anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi yang terjadi pada dirinya. Perkembangan emosi ini akan berpengaruh pada bagaimana anak menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya.
Pada usia batita, emosi yang timbul adalah perasaan takut dan marah. Bentuk ketakutan pun bisa bermacam-macam seperti perasaan khawatir, malu, cemas, menarik diri, maupun pasif dan pendiam. Perasaan takut bisa disebabkan oleh lingkungan rumah yang tak pernah memberi kesempatan padanya, sehingga akhirnya ia tak mau mencoba. Sedangkan perasaan marah biasanya ada kaitannya dengan sikap agresivitas, impulsif, ataupun meledak-ledak.
Jika si kecil cenderung pasif, sebaiknya ditelusuri, apakah perkembangan emosi si kecil normal? Karena anak yang pasif bisa saja disebabkan karena ada hal yang berhubungan di baliknya. Misalnya, ada kekhawatiran pada suatu hal. Masalah kesehatan yang dialami anak juga bisa membuatnya bersikap menarik diri ataupun pasif.
Anda bisa meminta bantuan dokter maupun psikolog untuk berkonsultasi mengenai sikap pasif si kecil. Sebab, di usia batita, Anak tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan baik, maka tugas kitalah sebagai orangtua untuk selalu aware dengan tumbuh kembangnya.
So, Bunda cerdas, lebih kritis dengan perkembangan emosional si kecil, ya. Sebab, perkembangan emosi si kecil saat usia batita menentukan perkembangan emosionalnya saat tumbuh menjadi remaja dan dewasa kelak.
sumber:
Jika si kecil bersikap pemalu dan cenderung pasif, Anda perlu mencari tahu lebih lanjut alasan di balik sikap pemalu dan pasifnya. Sebab, sikap pasif seorang anak bisa jadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak berkembang sesuai dengan tahapan usianya.
Disebutkan dalam laman www.psychologytoday.com, aktif tidaknya seorang anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi yang terjadi pada dirinya. Perkembangan emosi ini akan berpengaruh pada bagaimana anak menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya.
Pada usia batita, emosi yang timbul adalah perasaan takut dan marah. Bentuk ketakutan pun bisa bermacam-macam seperti perasaan khawatir, malu, cemas, menarik diri, maupun pasif dan pendiam. Perasaan takut bisa disebabkan oleh lingkungan rumah yang tak pernah memberi kesempatan padanya, sehingga akhirnya ia tak mau mencoba. Sedangkan perasaan marah biasanya ada kaitannya dengan sikap agresivitas, impulsif, ataupun meledak-ledak.
Jika si kecil cenderung pasif, sebaiknya ditelusuri, apakah perkembangan emosi si kecil normal? Karena anak yang pasif bisa saja disebabkan karena ada hal yang berhubungan di baliknya. Misalnya, ada kekhawatiran pada suatu hal. Masalah kesehatan yang dialami anak juga bisa membuatnya bersikap menarik diri ataupun pasif.
Anda bisa meminta bantuan dokter maupun psikolog untuk berkonsultasi mengenai sikap pasif si kecil. Sebab, di usia batita, Anak tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan baik, maka tugas kitalah sebagai orangtua untuk selalu aware dengan tumbuh kembangnya.
So, Bunda cerdas, lebih kritis dengan perkembangan emosional si kecil, ya. Sebab, perkembangan emosi si kecil saat usia batita menentukan perkembangan emosionalnya saat tumbuh menjadi remaja dan dewasa kelak.
sumber:
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar dengan Bijaksana